Sabtu, 15 Oktober 2016
Putra Seram Bagian Barat Maluku Jadi Idola Jawa Barat.
Abdul SBB, putra pulau Seram Bagian Barat Maluku, yang telah mengukir prestasi bersejarah di pentas musik propinsi Jawa Barat sejak duduk di bangku kelas 3 SD Cibanoang, Gantar Indramayu, Jawa Barat.
Putra Seram Bagian Barat Maluku Jadi Idola Jawa Barat.
Selasa, 27 September 2016
PIDATO PERESMIAN MAHAD AL-ZAYTUN
MASJID RAHMATAN LIL ALAMIN |
PIDATO
PENGHANTAR PERESMIAN DAN LAPORAN SYAYKH AL-MA’HAD AL-ZAYTUN
16 Jumada al-Ula 1420H/27 Agustus 1999M
Yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia,
Hadirin yang kami hormati,
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Bapak Presiden yang terhormat,
Yayasan Pesantren Indonesia didirikan pada tanggal
01-06-1993 bertepatan dengan hari raya Idul Adlha 10 Dzulhijjah 1413 H dengan
akta pendirian tertanggal 25-01-1994 no. 61 oleh notaris Ny Ii Rokayah Sulaeman
S.H., beralamat di Desa Mekarjaya Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu.
Adapun tujuan dari Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) ini,
yang utama dan terutama adalah ikut mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa.
Kemudian untuk mencapai maksud dan tujuannya, Yayasan akan melakukan
berbagai usaha yang halal. Antara lain
mendirikan pendidikan-pendidikan Pesantren yang segala sesuatunya itu dalam
arti kata yang seluas-luasnya.
Yang merupakan bentuk usaha unggulan dari pada Yayasan
Pesantren Indonesia adalah
Ma’had al-Zaytun (Ma’had Al-Tarbiyah Al-Islamiyah Al-Zaytun)
sebagai implementasi daripada obsesi, cita-cita, azam “Perbaikan Kualitas
Pendidikan Umat “ .
Al-Zaytun akta pendiriannya dibuat oleh notaris yang sama
pada tanggal 13-08-1996 yang beralamat di Desa Mekarjaya Kecamatan Haurgeulis
Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat. Karenanya seluruh usaha pendidikan /
pesantren yang telah mahupun yang akan didirikan diberbagai daerah oleh YPI
akan menggunakan nama Ma’had Al-Zaytun (Ma’had Al-Tarbiyah Al-Islamiyah Al
Zaytun). Dari sini dapat disimpulkan
bahwa Ma’had Al Zaytun adalah dependen pada Yayasan Pesantren Indonesia.
Mengapa pendidikan yang ditempuh berbentuk pesantren
(ma’had)?, menurut pemahaman kami, kehidupan pesantren merupakan suatu lembaga
(embrio) kehidupan masyarakat yang dapat mewujudkan kebersamaan, keterbukaan,
kebebasan, tolong menolong, saling hormat menghormati, yang selalu haus akan
ilmu pengetahuan dan berjiwa mandiri.
Sebab kehidupan pesantren (ma’had) yang selalu mencontoh dan dicontohi
oleh kehidupan para pembimbing dan Kiyai dengan contoh yang baik yang tak
henti-hentinya. Sehingga akan menimbulkan suatu kebiasaan positif yang tak
henti-hentinya dilaksanakan di perkampungan pesantren (ma’had) tersebut.
Perkampungan pesantren (ma’had) yang dihuni oleh para
santri, dengan bimbingan para kiyai yang diarahkan kepada manhaj Al-Dirosah
(kurikulum pengajaran) yang pasti, dengan kesederhanaan dan kemandirian sudah
tentu akan tercapai suatu spirit yang kokoh, itulah jiwa pesantren (ma’had).
Sedangkan untuk mencapai kurikulum yang komprehensip dan up to date di
pendidikan pesantren (ma’had) ini harus berani menempuh sikap modern, ya’ni
sikap yang sanggup mengantisipasi perkembangan zaman yang selalu mencabar yang
pasti dihadapi oleh setiap generasi.
Oleh sebab itu landasan yang dianut oleh Ma’had Al-Zaytun adalah “Pesantren
spirit but modern system“.
Individu santri yang dijiwai dengan spirit: berakhlak mulia,
berpengetahuan luas, berfikiran bebas, dan berbadan sehat. Insya Allah akan
sanggup diarahkan kepada sistem modern dalam segala hal. Itulah kiranya yang
melatar belakangi Ma’had Al-Zaytun ini.
Untuk siapa sebenarnya Ma’had Al-Zaytun ini ? Dalam
kesempatan ini perlu disampaikan secara
transparan, agar seluruh masyarakat memahaminya. Bahwasanya pondok pesantren Al-Zaytun timbul
dari ummat bangsa Indonesia dan untuk umat.
Artinya Al-Zaytun ada dimana-mana dalam kalangan umat dan bangsa
seluruhnya.
Adapun bentuk kurikulum yang diberikan di dalam Ma’had
Al-Zaytun ini adalah kurikulum Pendidikan Islam / Umum secara komprehensif dan
modern yang selalu sensitif dan tanggap terhadap perkembangan zaman, sehingga
selalu up to date (‘ashry) adanya. Dan Ma’had ini akan menitik beratkan
kurikulumnya kepada pencapaian ilmu dan teknologi yang dijiwai dengan Iman dan
Taqwa kepada Allah Subhanahuwata’ala.
Menitikberatkan kurikulum pada masalah ilmu pengetahuan,
ekonomi dan teknologi bagi Ma’had ini adalah suatu keharusan. Bila tidak, akan
berkepanjangan kita ini menjadi pewaris, bahkan mewariskan kebodohan dan
kemiskinan, yang menurut bahasa Allah dalam Al-Qur’an generasi “Dzurriyah
Dli’afan”, yang siapapun akan merasa takut dan cemas bila itu terjadi. Bila
proses perbaikan pendidikan Umat ini berjalan dengan menghasilkan satu
kemajuan, maka semua itu merupakan partisipasi umat terhadap negara bangsa ini.
Dari aksentuasi kurikulum yang memadukan ilmu pengetahuan,
teknologi, iman dan taqwa kepada Allah,
maka Ma’had ini harus mampu berjalan diatas sistem, yakni tidak boleh melangkah
tanpa persiapan (moriel-materiel) program yang jelas dan kontrol yang
pasti. Tiga item ini harus berjalan
menyatu menjadi satu kesatuan yang harus ditempuh. Tidak ada yang lebih utama dan terutama dari
semua itu, ya’ni semuanya itu menjadi sesuatu yang utama dan terutama. Bila
salah satunya dikesampingkan gagallah pencapaiannya. Untuk menjalani sistem ini
Ma’had Al-Zaytun tidak berdiri sendiri atau bekerja sendiri, melainkan selalu
bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang telah ada dengan selalu
mengacu pada bimbingan-bimbingan instansi terkait, sehingga akan terwujud
kesamaan dan kebersamaan dalam menyikapi perbaikan mutu pendidikan Umat dan
bangsa ini.
Arah dan tujuan Pendidikan di dalam Ma’had Al-Zaytun adalah:
Mempersiapkan peserta didik untuk beraqidah yang kokoh kuat terhadap Allah dan
Syari’atnya, menyatu didalam tauhid, berakhlakul karimah, berilmu pengetahuan
luas, berketrampilan tinggi yang tersimpul dalam Bashthotan fil Ilmi wal Jismi
(Q.S. 2:247) sehingga sanggup siap dan mampu untuk hidup secara dinamis di
lingkungan negara bangsanya dan masyarakat antar bangsa dengan penuh
kesejahteraan dan kebahagiaan duniawi maupun ukhrowi.
Ma’had Al-Zaytun akan selalu menampilkan spesifikasi atau
ciri khas bagi upaya persiapan sumber daya manusia berkwalitas dalam : Penguasaan
Al-Quran secara mendalam, terampil berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa
antar bangsa yang dominan, berpendekatan ilmu pengetahuan, berketerampilan
teknologi dan fisik, berjiwa mandiri, penuh perhatian terhadap aspek dinamika
kelompok dan bangsa, berdisiplin tinggi serta berkesenian yang memadai.
Ma’had Al-Zaytun dalam menempuh filosofi dan spesifikasinya
akan selalu mempopulerkan dan memberdayakan semboyan, pedoman atau prinsip :
MA’HAD AL-ZAYTUN PUSAT PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN BUDAYA TOLERANSI SERTA PENGEMBANGAN
BUDAYA PERDAMAIAN.
Sebab ilmu Allah dengan segala renik-detailnya hanya akan
didapat dengan cara didikan dan ajaran
yang selalu dijiwai oleh toleransi dan damai.
Untuk mewujudkan pesantren dengan segala filosofi,
spesifikasi dan mottonya, penanganannya dititik beratkan kepada : proses system
efektif dan efisien. Seperti difahami, pilar-pilar pendidikan pesantren tidak
jauh berbeda dengan pilar-pilar pendidikan secara umum, terdiri dari :
santri/siswa/mahasiswa (peserta didik), kiai/guru/dosen (pamong didik),
kurikulum dan sarana-prasarana yang harus dikembangkan secara sempurna, untuk memperoleh
output yang optimal.
Sosialisasi Ma’had Al-Zaytun ini tetap berorientasi kepada
hakekat kemanusiaan yang tidak membeda-bedakan status sosial keadaan manusia
itu sendiri, kaya miskin, bodoh pintar dan sebagainya. Semua input
(santri/siswa/mahasiswa) akan ditampung berdasar kebersamaan yang saling
menjujung tingggi dan memahami hakekat masing-masing, namun sudah barang tentu
akan ditempuh penyaringan-penyaringan secara wajar berdasar persiapan yang
tersedia.
Sejalan dengan filosofi, spesifikasi dan motto pendidikan
Ma’had Al-Zaytun maka perlu ditempuh jenjang yang memadai sejak dari tingkatan:
Al-Ibtidai
Al-‘Idadi
Al-Tsanawi
ditempuh dalam 3 tahun.
Al-Wustho ditempuh
dalam 3 tahun
Al-‘Ali ditempuh
dalam 3 tahun.
dan Al-Jami’ah
ditempuh dalam 4—6 tahun.
Kelak bagi siswa tingkat Al-Tsanawi yang tidak berkeupayaan
(dikarenakan keterbatasan kemampuan belajar dan lain sebagainya) mencapai
tingkat Al-Wustho, diarahkan kepada Vocational-keterampilan atau kejuruan.
Adapun untuk jenjang Al-Jami’ah penyelenggaraan-nya berdasar
prestasi selektif.
Perkampungan Ma’had Al-Zaytun ini pada awal tahun
pembelajaran pertamanya ( 1 Juli 1999 ) telahpun menerima murid/santri sejumlah
1459 orang terdiri dari santri rijal = 836 orang dan santri nisa = 623 orang.
Kesemuanya berasal 27 Propinsi di Indonesia dan dari negara jiran Malaysia (21
orang).
Demikianlah sekilas tentang keberadaan Ma’had Al-Zaytun.
Kiranya yang terhormat Bapak Presiden berkenan meresmikan
arena pendidikan Ma’had Al-Zaytun ini sebagai wahana pembinaan dan pengembangan
sumberdaya manusia yang berwawasan IMTAQ dan IPTEK .
Ma’had Al-Zaytun, 27 Agustus 1999
A.S. Panji Gumilang
Langganan:
Postingan (Atom)