PESAWAT

TOLERANSI

SELAMAT DATANG DI WEBSITE KAMI SILAHKAN BERKUNJUNG

Selasa, 27 September 2016

PIDATO PERESMIAN MAHAD AL-ZAYTUN



MASJID RAHMATAN LIL ALAMIN
PIDATO PENGHANTAR PERESMIAN DAN LAPORAN SYAYKH AL-MA’HAD AL-ZAYTUN
16 Jumada al-Ula 1420H/27 Agustus 1999M
Yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia,
Hadirin yang kami hormati,
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Bapak Presiden yang terhormat,
Yayasan Pesantren Indonesia didirikan pada tanggal 01-06-1993 bertepatan dengan hari raya Idul Adlha 10 Dzulhijjah 1413 H dengan akta pendirian tertanggal 25-01-1994 no. 61 oleh notaris Ny Ii Rokayah Sulaeman S.H., beralamat di Desa Mekarjaya Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu.
Adapun tujuan dari Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) ini, yang utama dan terutama adalah ikut mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa. Kemudian untuk mencapai maksud dan tujuannya, Yayasan akan melakukan berbagai  usaha yang halal. Antara lain mendirikan pendidikan-pendidikan Pesantren yang segala sesuatunya itu dalam arti kata yang seluas-luasnya.
Yang merupakan bentuk usaha unggulan dari pada Yayasan Pesantren    Indonesia  adalah   Ma’had   al-Zaytun  (Ma’had Al-Tarbiyah Al-Islamiyah Al-Zaytun) sebagai implementasi daripada obsesi, cita-cita, azam “Perbaikan Kualitas Pendidikan Umat “ .
Al-Zaytun akta pendiriannya dibuat oleh notaris yang sama pada tanggal 13-08-1996 yang beralamat di Desa Mekarjaya Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat. Karenanya seluruh usaha pendidikan / pesantren yang telah mahupun yang akan didirikan diberbagai daerah oleh YPI akan menggunakan nama Ma’had Al-Zaytun (Ma’had Al-Tarbiyah Al-Islamiyah Al Zaytun).  Dari sini dapat disimpulkan bahwa Ma’had Al Zaytun adalah dependen pada Yayasan Pesantren Indonesia.
Mengapa pendidikan yang ditempuh berbentuk pesantren (ma’had)?, menurut pemahaman kami, kehidupan pesantren merupakan suatu lembaga (embrio) kehidupan masyarakat yang dapat mewujudkan kebersamaan, keterbukaan, kebebasan, tolong menolong, saling hormat menghormati, yang selalu haus akan ilmu pengetahuan dan berjiwa mandiri.  Sebab kehidupan pesantren (ma’had) yang selalu mencontoh dan dicontohi oleh kehidupan para pembimbing dan Kiyai dengan contoh yang baik yang tak henti-hentinya. Sehingga akan menimbulkan suatu kebiasaan positif yang tak henti-hentinya dilaksanakan di perkampungan pesantren (ma’had) tersebut.
Perkampungan pesantren (ma’had) yang dihuni oleh para santri, dengan bimbingan para kiyai yang diarahkan kepada manhaj Al-Dirosah (kurikulum pengajaran) yang pasti, dengan kesederhanaan dan kemandirian sudah tentu akan tercapai suatu spirit yang kokoh, itulah jiwa pesantren (ma’had). Sedangkan untuk mencapai kurikulum yang komprehensip dan up to date di pendidikan pesantren (ma’had) ini harus berani menempuh sikap modern, ya’ni sikap yang sanggup mengantisipasi perkembangan zaman yang selalu mencabar yang pasti dihadapi oleh setiap generasi.  Oleh sebab itu landasan yang dianut oleh Ma’had Al-Zaytun adalah “Pesantren spirit but modern system“.
Individu santri yang dijiwai dengan spirit: berakhlak mulia, berpengetahuan luas, berfikiran bebas, dan berbadan sehat. Insya Allah akan sanggup diarahkan kepada sistem modern dalam segala hal. Itulah kiranya yang melatar belakangi Ma’had Al-Zaytun ini.
Untuk siapa sebenarnya Ma’had Al-Zaytun ini ? Dalam kesempatan ini  perlu disampaikan secara transparan, agar seluruh masyarakat memahaminya.  Bahwasanya pondok pesantren Al-Zaytun timbul dari ummat bangsa Indonesia dan untuk umat.  Artinya Al-Zaytun ada dimana-mana dalam kalangan umat dan bangsa seluruhnya.
Adapun bentuk kurikulum yang diberikan di dalam Ma’had Al-Zaytun ini adalah kurikulum Pendidikan Islam / Umum secara komprehensif dan modern yang selalu sensitif dan tanggap terhadap perkembangan zaman, sehingga selalu up to date (‘ashry) adanya. Dan Ma’had ini akan menitik beratkan kurikulumnya kepada pencapaian ilmu dan teknologi yang dijiwai dengan Iman dan Taqwa kepada Allah Subhanahuwata’ala. 
Menitikberatkan kurikulum pada masalah ilmu pengetahuan, ekonomi dan teknologi bagi Ma’had ini adalah suatu keharusan. Bila tidak, akan berkepanjangan kita ini menjadi pewaris, bahkan mewariskan kebodohan dan kemiskinan, yang menurut bahasa Allah dalam Al-Qur’an generasi “Dzurriyah Dli’afan”, yang siapapun akan merasa takut dan cemas bila itu terjadi. Bila proses perbaikan pendidikan Umat ini berjalan dengan menghasilkan satu kemajuan, maka semua itu merupakan partisipasi umat terhadap negara bangsa ini.
Dari aksentuasi kurikulum yang memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, iman  dan taqwa kepada Allah, maka Ma’had ini harus mampu berjalan diatas sistem, yakni tidak boleh melangkah tanpa persiapan (moriel-materiel) program yang jelas dan kontrol yang pasti.  Tiga item ini harus berjalan menyatu menjadi satu kesatuan yang harus ditempuh.  Tidak ada yang lebih utama dan terutama dari semua itu, ya’ni semuanya itu menjadi sesuatu yang utama dan terutama. Bila salah satunya dikesampingkan gagallah pencapaiannya. Untuk menjalani sistem ini Ma’had Al-Zaytun tidak berdiri sendiri atau bekerja sendiri, melainkan selalu bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang telah ada dengan selalu mengacu pada bimbingan-bimbingan instansi terkait, sehingga akan terwujud kesamaan dan kebersamaan dalam menyikapi perbaikan mutu pendidikan Umat dan bangsa ini.
Arah dan tujuan Pendidikan di dalam Ma’had Al-Zaytun adalah: Mempersiapkan peserta didik untuk beraqidah yang kokoh kuat terhadap Allah dan Syari’atnya, menyatu didalam tauhid, berakhlakul karimah, berilmu pengetahuan luas, berketrampilan tinggi yang tersimpul dalam Bashthotan fil Ilmi wal Jismi (Q.S. 2:247) sehingga sanggup siap dan mampu untuk hidup secara dinamis di lingkungan negara bangsanya dan masyarakat antar bangsa dengan penuh kesejahteraan dan kebahagiaan duniawi maupun ukhrowi.
Ma’had Al-Zaytun akan selalu menampilkan spesifikasi atau ciri khas bagi upaya persiapan sumber daya manusia berkwalitas dalam : Penguasaan Al-Quran secara mendalam, terampil berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa antar bangsa yang dominan, berpendekatan ilmu pengetahuan, berketerampilan teknologi dan fisik, berjiwa mandiri, penuh perhatian terhadap aspek dinamika kelompok dan bangsa, berdisiplin tinggi serta berkesenian yang memadai.

Ma’had Al-Zaytun dalam menempuh filosofi dan spesifikasinya akan selalu mempopulerkan dan memberdayakan semboyan, pedoman atau prinsip : MA’HAD AL-ZAYTUN PUSAT PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN BUDAYA TOLERANSI SERTA PENGEMBANGAN BUDAYA PERDAMAIAN.
Sebab ilmu Allah dengan segala renik-detailnya hanya akan didapat dengan cara didikan dan ajaran  yang selalu dijiwai oleh toleransi dan damai.
Untuk mewujudkan pesantren dengan segala filosofi, spesifikasi dan mottonya, penanganannya dititik beratkan kepada : proses system efektif dan efisien. Seperti difahami, pilar-pilar pendidikan pesantren tidak jauh berbeda dengan pilar-pilar pendidikan secara umum, terdiri dari : santri/siswa/mahasiswa (peserta didik), kiai/guru/dosen (pamong didik), kurikulum dan sarana-prasarana yang harus dikembangkan secara sempurna, untuk memperoleh output yang optimal.
Sosialisasi Ma’had Al-Zaytun ini tetap berorientasi kepada hakekat kemanusiaan yang tidak membeda-bedakan status sosial keadaan manusia itu sendiri, kaya miskin, bodoh pintar dan sebagainya. Semua input (santri/siswa/mahasiswa) akan ditampung berdasar kebersamaan yang saling menjujung tingggi dan memahami hakekat masing-masing, namun sudah barang tentu akan ditempuh penyaringan-penyaringan secara wajar berdasar persiapan yang tersedia.
Sejalan dengan filosofi, spesifikasi dan motto pendidikan Ma’had Al-Zaytun maka perlu ditempuh jenjang yang memadai sejak dari tingkatan:
    Al-Ibtidai
    Al-‘Idadi
    Al-Tsanawi ditempuh dalam 3 tahun.
    Al-Wustho ditempuh dalam 3 tahun
    Al-‘Ali ditempuh dalam 3 tahun.
    dan Al-Jami’ah ditempuh dalam 4—6 tahun.
Kelak bagi siswa tingkat Al-Tsanawi yang tidak berkeupayaan (dikarenakan keterbatasan kemampuan belajar dan lain sebagainya) mencapai tingkat Al-Wustho, diarahkan kepada Vocational-keterampilan atau kejuruan.
Adapun untuk jenjang Al-Jami’ah penyelenggaraan-nya berdasar prestasi selektif.
Perkampungan Ma’had Al-Zaytun ini pada awal tahun pembelajaran pertamanya ( 1 Juli 1999 ) telahpun menerima murid/santri sejumlah 1459 orang terdiri dari santri rijal = 836 orang dan santri nisa = 623 orang. Kesemuanya berasal 27 Propinsi di Indonesia dan dari negara jiran Malaysia (21 orang).
Demikianlah sekilas tentang keberadaan Ma’had Al-Zaytun.
Kiranya yang terhormat Bapak Presiden berkenan meresmikan arena pendidikan Ma’had Al-Zaytun ini sebagai wahana pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia yang berwawasan IMTAQ dan IPTEK .
Ma’had Al-Zaytun, 27 Agustus 1999

A.S. Panji Gumilang